“Apa yang diberikan Rasul kepadamu maka terimalah dia. Dan apa yang dilarangnya bagimu maka tinggalkanlah” (Al Hasyr:7)
Proses menuju kesembuhan yang dianjurkan Rasulullah, diantaranya:
Shalat (Al Baqoroh:45; Al Hadits)
Puasa (Al Baqoroh:184; Al Hadits)
Al Qur’an dan Madu (Al Isra:82; Fushshilat:44; Yunus:57; Al Hadits)
Do’a (Ar Ra’d:28; Al Anbiya:76; Al Hadits)
Mantera/Ruqyah (Al Hadits)
Al Hijaamah/Bekam dan Al Fashdu (Venesection) (Al Hadits)
Al Kayy (Pemaanasan dengan logam, tidak disukai Rasulullah) (Al Hadits)
Al Habbatus Sawda (Jinten hitam) (Al Hadits)
Shodaqoh (Al Qur’an; Al Hadits)
Air Zam-zam (Al Hadits)
Air Hujan (Al Anfal:11)
Air
Dan lain-lain
Afwan dalilnya ada, diatas tertulis tidak lengkap. Tetapi jika ada yang ingin tahu lebih lengkap, bisa langsung hubungi penulis.
Bisakah penyembuhan segala penyakit ditangani pengobatan nabi (thibbun nabawiy)?
Yes, sure. Saya buktinya dan beberapa pasien saya serta pengalaman tabib-tabib lain yang juga memberikan bukti konkrit. Diantara pasien saya yang mungkin anda kenal, Pak Zulkifli (Dosen Fisika Teknik ITS), Pak Suyanto (Dosen Fisika Teknik ITS), Pak Soehardjupri (Dosen Matematika MIPA ITS), Mas Efendi (Mesin ITS-Mentor liqo saya), KAHIMA Fistek 2007-2008, Seluruh keluarga saya kecuali ibu, dll. yang jumlahnya lebih dari 40 orang. Dengan berbagai permasalahan kesehatan yang mereka bagi kepada saya, alhamdulillah... setelah berbekam, 90% lebih mengatakan lebih baik, lebih sehat, bahkan sembuh dari sakitnya.
Penulis lebih mengangkat tentang Al Hijaamah dan Ramuan.
Al Hijaamah/Bekam/Canthuk/Blood Cupping/Detoxifikasi
Yaitu proses membuka dan mengeluarkan ‘racun’ dalam darah dari lapisan paling atas (bawah kulit) untuk mengurangi penumpukan darah yang abnormal dalam suatu bagian dalam tubuh seseorang dengan instrumen serta ramuan yang steril, syar’i dan halal.
Dari ‘Uqbah putra Amir Al Juhani, Rasulullah SAW bersabda,
“Jika ada khasiat penyembuhan, maka itu terdapat pada tiga hal, yaitu minuman madu, sayatan bekam, atau sundutan dengan api yang tepat mengenai penyakit, tetapi saya membenci1) dan tidak menyukai pengobatan dengan sundutan api.“ (HR. Ahmad dan Ibnu Jariir dan Thobroni, para perowinya adalah perowi yang meriwayatkan Ash Shohiih) 1) Hanya bawaan, bukan sebagai larangan yang syar’i
Teknologinya di dapat langsung dari ‘langit’ bertepatan dengan diterimanya teknologi sholat 5 (lima) waktu, ketika beliau melaksanakan isra’ mi’raj.
Dari Ibnu Abbas
“Tidaklah aku berlalu di hadapan sekelompok malaikat pun pada malam ketika aku di-isro’-kan, kecuali masing-masing dari mereka pasti mengatakan kepadaku, ‘Muhammad, hendaklah kamu berbekam!’”. (Shohihu ‘l-Jami’:5672, Al Misykat 4544)
Dari Ibnu Mas’ud
“Rasulullah SAW suatu ketika bercerita tentang malam ketika beliau di-isro’-kan, bahwa beliau tidak berlalu pada satu kelompok malaikat pun kecuali mereka menyuruh beliau dengan mengatakan, ‘Perintahlah umatmu agar berbekam!’”.
(Hadits Hasan Ghorib, Athibb, 1977)
Keuntungan berbekam
Rasulullah SAW bersabda:
“Hendaklah kalian semua berbekam di tengah tengkuk (al kaahil), karena sesungguhnya hal itu merupakan obat (kesembuhan) dari tujuh puluh dua penyakit”. (HR. Thobroni)
“Penyebab penyakit adalah endapan darah (kongesti)”. (HR. Tirmidziy)
“Beliau SAW ber-bekam di kepala (al ra’su) ketika sedang melaksanakan ihram karena merasa pusing”, di dalam riwayat lain: “karena sakit yang dirasakan beliau”, dalam redaksi lain: “karena migrain yang dirasakan beliau”. (HR. Bukhori No. 5700)
Keuntungan bekam di Kepala (al ra’su):
Menyembuhkan penyakit gila, lepra, kusta, suka mengamuk, sakit kepala, migrain, sakit gigi dan penyakit mata. (Bekam Sunnah Nabi dan Mukjizat Medis; Majalah Al Qowam, Solo, 2005, hal 16)
“Setiap kali ada seseorang yang mengeluh kesakitan di kepalanya kepada Rasulullah SAW, maka beliau berkata: “ber-bekamlah! Dan setiap kali ada yang mengeluh-kan sakit di kaki, maka beliau berkata: “Celupkanlah kedua kakimu dengan pacar (al khinaa’i)”.
(HR. Abu Daud No. 3858)
“Abu Hindun pernah mem-bekam Nabi SAW di ubun-ubun(al yafukh)”. (HR. Abu Daud)
“Bahwasanya Nabi SAW ber-bekam di punggung telapak kakinya (Al Qodamu) sedangkan beliau dalam keadaan berpakaian ihram, disebabkan sakit yang dideritanya di bagian kakinya itu”. (HR. Imam Ahmad, Abu Daud dan Nasa’i)
“Bahwasanya Rasulullah SAW pernah berbakam sewaktu berpakaian ihram disebabkan bengkak pada paha (al wariku) atau punggungnya (ad dhohru)”. (HR. Imam Ahmad, Ibnu Majjah dan Nasa’i)
Dunia medis-pun mengatakan bahwa kongesti/gholabah ad-dam/endapan darah adalah penyebab penyakit-penyakit berat seperti asam urat, jantung, varieses, encok, ginjal, migrain, vertigo, dll. Darah melakukan pengendapan diantaranya adalah karena inputan yang masuk ke tubuh, tidak sepenuhnya diserap oleh tubuh sehingga mengendap di tubuh. Inputan dari hal-hal yang wajar seperti makanan, timbunan endapannya masih bisa ditolerir. Tetapi bila sudah dari obat, barang haram, makanan cepat saji, dll. maka endapannya sangat luar biasa dan menyebabkan ginjal yang fungsinya menyaring darah harus bekerja ekstra, begitu juga dengan liver yang fungsinya menetralisir racun, jantung yang memompa darah, dll.
Pengalaman lain, sewaktu kami mengadakan bakti sosial bekam gratis belum lama ini. Mengundang teman-teman kedokteran UNAIR, sebagai pengukur tensi. Teman-teman UNAIR mengatakan pada kami bahwa ada beberapa pasien yang mengalami darah tinggi, setelah dibekam sekitar setengah jam ternyata dari tensi 190 menjadi 120 (normal). Sekarang beliau yang mengukur tensi itu menjadi tabib aktif dan menjadi pioner di beberapa kota dalam menyebarkan thibbun nabawiy, MasyaAllah.... Anda kapan menyusul?
Ramuan
Ramuan yang kami maksud adalah al habbatus sawda (jinten hitam), air Zam-zam, air, air kelapa, madu, minyak zaitun, dll yang penting halal dan sesuatu yang baik.
Rasulullah SAW bersabda,
“Sesungguhnya jinten hitam ini adalah (obat) penyembuh dari segala macam penyakit kecuali kematian” (HR. Bukhori)
“Sesungguhnya di dalam jinten hitam ini terdapat (obat) penyembuh dari segala macam penyakit kecuali kematian” (HR. Muslim)
“Air zam-zam (akan bermanfaat) sesuai dengan niat untuk apa ia diminum”. (HR. Muslim)
“Hendaklah kalian (menempuh) dengan dua penyembuhan: Al Qur’an dan Madu”. (HR. Ibnu Majjah)
Minyak zaitun sendiri sering disebut-sebut dalam Al Qur’an, penulis belum mendalaminya. Dalam pengobatan fungsinya untuk antiseptik/menghilangkan bakteri. Dalam masakan sering disajikan dalam masakan-masakan hi class cuisine, dll.
Data di atas benar-benar riil, anda-pun bisa cek!Jika kondisinya demikian, apakah bukan suatu kedholiman terselubung?’membunuh’ dengan halus dan perlahan?
Memang jika kita didholimi, do’a kita di-ijabah(dikabulkan) tanpa hijab (sekat). Tapi semua kedholiman ini, bukankah kita yang meminta?kita yang memfasilitasi?suatu renungan bagi kita semua.
Jika Allah sudah mengingatkan kita dengan variasinya yang penuh hikmah-hasanah, akan ingatkah kita?jangan sampai murkaNya yang mengingatkan kita, jangan sampai adzabNya yang mengingatkan kita. NaudzubiLlah...
Skali lagi ini masalah akidah, jangan sampai kita termasuk orang-orang munafik yang tidak pernah sama antara hati, perkataan dan perbuatan. Jangan pula kita sampai terjerumus dalam ke-kafiran, lantaran ke-imanan dan ke-Islaman kita dipertanyakan. NaudzubiLlah...
Solusinya?Cuma satu, hijrah brother... sister. Go to the Right way, InsyaAllah!
Hijrah-nya, mulai dari yang kecil, mulai dari diri sendiri, mulai saat ini juga!Ok!
Semoga bermanfaat.
Kurang dari saya, lebih dari Allah
Billah taufik, hidayah
Abdurrahman bin Auf
Data dikutip dari: Al Qur’an, Al Hadits, buku Blood Cupping, buku Bekam-Sunnah Nabi-Mukjizat Medis, Al Qowam, koran, hasil diskusi, pengalaman pribadi, internet, kesaksian perawat rumah sakit (nama dirahasiakan), kesaksian tabib-tabib lain.
Note: Jika menurut anda baik, sebarkanlah. Jika ada yang kurang, kritiklah saya.
NB:
Afwan, sebenernya ada banyak metode thibbun nabawiy. Cuma, keterbatasan data dan ilmu yang membuat penulis membatasi materi. Tetap akan dicarikan data-data lain yang obyektif, sementara itu data diatas penulis rasa cukup untuk menyajikan materi.