Semoga anda tidak bosan.
Selamat mencopy, membaca, membagikan ilmunya pada yang lain.
PENGOBATAN ISLAM
Tepatnya, satu minggu setelah Study Excursie (akhir Mei 2007). Akhi Arif Kurnia Putra TF’05 mengundang saya untuk datang di pelatihan thibbun nabawiy di ponpes Hidayatullah, dekat Laguna. Karena ga’ ada acara, lagi sakit, gratis... ya ikut lah!
Alhamdulillah...
Setelah dibekam dan gurah di mata and tenggorokan, selang tiga hari sudah agak baikan.
Melihat masyarakat yang makan saja sulit, apalagi berobat ke dokter. Mahal!!!
Saya tergerak untuk masuk ke dalam dunia ini, sudah menyembuhkan, murah meriah, cepat, ladang berda’wah dan yang paling penting diridloi Allah SWT.
Dengan segala keterbatasan, berikut yang bisa saya bagi pada anda.
Bismillah...
Sehat menurut WHO di bawah PBB:
“Health is a complete state of: Physical, Mental, Social well being,
and not merely the absence of disease or infirmity.”
Menurut UUD RI No. 9 Tahun 1960:
“Sehat atau kesehatan adalah keadaan meliputi kesehatan: Jasmani, Ruhani, Sosial/Moral,
dan bukan hanya keadaan bebas dari penyakit, cacat, kelemahan.”
Pengobatan Islam memuat hal-hal sebagai berikut: Menjaga kesehatan (Al Baqoroh:184), Pembersihan (Al Baqoroh: 196), Thibbun Nabawiy/Pengobatan Nabi untuk Penyakit.
Jika bicara solusi kesehatan, medis barat apakah bukan sebuah solusi?
Tentu saja solusi... tetapi ada batasan agama yang sering dilanggar oleh umat Islam mengenai penyikapan tentang medis barat. Walaupun kami mengakui, ada juga metode dalam medis barat yang tidak melanggar batasan agama.
Ciri-ciri Medis Barat
Mahal
Hasil coba-coba/uji klinis, biasanya dicobakan pada tikus atau monyet yang dianggap sama dengan manusia.
Terlalu banyak penyakit yang tidak bisa disembuhkan. Misal: Diabetes, Hipertensi, Kolesterol, Asam Urat, Liver, Gagal ginjal, Sakit mata plus/minus, Aids, dll.
Ada istilah penyakit menular, dengan uji klinisnya. Benarkah demikian?
Belajarnya lama, sulit, mahal dan terkesan doktrin yang dipaksakan dari dokter yang jadi dosen. Kenalan sewaktu di HMI, teman dari kedokteran kurang lebih mengatakan “kedokteran tidak seperti teknik. Ada banyak pendekatan di dunia teknik, bila di dunia kedokteran ya harus dengan cara yang sudah diajarkan pak dokter”. Bersyukur kita yang di teknik.
Obat dalam konsep medis barat adalah racun/sintetis kimia dan mengandung efek samping. Misal: Jika pernah mendengar imunisasi, sesungguhnya itu adalah racun/bakteri yang dilemahkan. Apakah membuat kekebalan?of course not, selain tidak ada contoh Rasul, kita lihat penyakit anak semakin banyak saja. Contoh lain adalah penyelesaian dalam menghilangkan nyamuk, seringkali yang dianjurkan adalah olesan anti nyamuk, obat nyamuk model bakar, obat nyamuk model spray yang notabene merusak kekebalan tubuh, merusak sistem pernapasan, dll.
Obatnya banyak yang di-import dari luar, sehingga uji klinis dari luar yang sudah dilakukan tidak sesuai dengan masyarakat kita. Hal ini mengapa ada istilah toleransi obat, rata-rata 10% dan toleransi ini mengandung efek samping yang luar biasa. Tertulis, “bila terjadi suatu hal yang tidak diinginkan, hubungi dokter”.
Hampir semua (90% lebih) obatnya haram (Fatwa MUI). Bagaimana tidak, cara ekstraknya dengan alkohol dengan alasan lebih cepat karena titik didihnya rendah.
Tidak menyembuhkan, tetapi mengurangi sakitnya dalam waktu tertentu saja. Dalam banyak kasus, bahkan terjadi tambahan penyakit (komplikasi) dari hanya satu penyakit saja.
Bila gagal operasi, pasien tetap harus bayar rumah sakit. Bila anda melakukan operasi di rumah sakit, biasanya ada kontrak yang harus di tandatangani. Tertulis di bawah, “Jika terdapat kegagalan operasi, bukan kesalahan rumah sakit”. Coba di cek!
Pasien perempuan, yang merawat dokter laki-laki dan sebaliknya. Untuk penyakit yang sifatnya diluar, mungkin tidak masalah. Bayangkan jika berhubungan dengan hal-hal yang ‘di dalam’. Misal: dalam persalinan, dokter persalinan saat ini lebih banyak didominasi oleh dokter laki-laki. Selama ini para perempuan solihah yang telah bersusah payah menjaga aurotnya, giliran melahirkan... Inna liLlah. Maaf... maaf..., suaminya saja belum tentu pernah melihat ‘anu-nya’ sang isteri, si dokter dengan leluasa ‘ngobok-obok anu-nya’ isteri kita. What goin on?para aktivis, anda terima?
Kami para tabib, sering mengatakan bahwa rumah sakit adalah ‘tempat pembunuhan’ yang legal. Di beberapa rumah sakit di luar negeri (Baca: Yahudi dan Nashrani, Abd.) seperti: Australia, Amerika, Prancis, Singapura, dll. me-legal-kan pasien yang ingin bunuh diri dengan suntikan racun. Bukan hanya itu, banyak operasi yang gagal dan tidak terekspose oleh media masa. Coba di cek!
Dan lain-lain.
Dengan fakta diatas, berapakah uang dikeluarkan pemerintah di APBN-2007nya?
Pasar farmasi se-ASEAN yang senilai USD 6,2 M, pasar farmasi Indonesia mencapai USD 2,5 M (sekitar Rp. 24,5 Triliyun), 90% bahan baku di dapat dari asing, Eropa dan Tiongkok. (Sumber: Jawa Pos, September 2007)
Ya... 90% dari Rp. 24,5 Triliyun adalah anggaran yang masuk ke kas asing (baca: Yahudi dan Nashrani, Abd.). Untuk apa uang itu bagi mereka?yang saya tahu, Amerika dan sekutunya melakukan agresi militer di beberapa negara seperti Vietnam, Afganistan, Iraq, dll. Israel dan sekutunya melakukan agresi ke Mesir, Palestina, Siria, dll. Cerita selebihnya, anda yang lebih tahu...
Kami para tabib thibbun nabawiy, tidak menggunakan referensi dari tabib Ibnu Sina. Cara yang digunakan beliau tidak menggunakan metode thibbun nabawiy, barang haram seperti alkohol, dll. dimasukkan dalam metode pengobatannya. Konon sebelum meninggal beliau dalam keadaan mabuk berat. Referensi yang kami gunakan adalah dari tabib senior Ibnu Rumman, metodenya berdasarkan konsep thibbun nabawiy. Sejarahnya tidak se-santer Ibnu Sina, yang kami tahu, kejayaan Islam yang salah satunya mengandung ilmu-ilmu dunia dan terangkum dalam kitab-kitab dicuri dan dibakar akibat kekalahan pasukan Islam dalam perang salib. Islam akan kuat bila kembali kepada ajaran agamanya, mungkin itulah mengapa kitab-kitab kita banyak yang dirampas dan sebagian dibakar mereka.
Rasulullah SAW dalam tarikhnya, hanya sakit 2 (dua) kali sepanjang hidupnya.
Beliau SAW manusia juga bukan?(Al Kahfi: 10)lantas, apa rahasianya?
Konsep Thibbun Nabawiy sendiri memiliki 2 (dua) pilar:
Penyakit dari Allah, kesembuhan dari Allah (As Syu’ara: 80). Artinya, bukan thibbun nabawiy-nya tempat untuk bergantung, bukan tabibnya, bukan medis baratnya tempat untuk bergantung, bukan dokternya, tetapi pada Allah semata.
Proses yang syar’i, alami, dan halal. Di titik inilah biasanya kelemahan dari medis barat, kelebihan thibbun nabawiy. Medis barat memiliki alat untuk menditeksi penyakit, itu mungkin kelebihan mereka(baca: Yahudi dan Nashrani, Abd.). Tetapi bila kita telusuri, orang teknik sebenarnya yang bisa membuat alat tersebut.
Ciri-ciri Pengobatan Nabi:
Secara umum, merupakan kebalikan dari ciri-ciri medis barat di atas.
Murah meriah, bahkan bisa gratis.
Kesembuhan bukan hanya jasmani, tetapi juga ruhani, sosial.
Perintah langsung dari ‘langit’, bersifat praktis tinggal digunakan. Apabila diteliti secara medis-pun, akan bisa di-ilmiahkan. Tetapi belum diteliti secara medis, metode ini hingga sekarang. Informasi dari tabib-tabib lain menyebutkan bahwa sedang diteliti metode bekam di Eropa. Bukannya berprasangka, tetapi hal tersebut mengindikasikan adanya pemilikan/hak paten tentang bekam dan akan sangat merugikan umat Islam serta membatasi ruang gerak para tabib bila hal itu terjadi. Masih ingat kasus ion terapi?
Semua penyakit bisa disembuhkan dengan ijin Allah kecuali tua dan kematian.
Rasulullah SAW bersabda: “Ya, wahai hamba-hamba Allah, berobatlah, sesungguhnya Allah tidak menciptakan penyakit kecuali Dia menciptakan pula obatnya, kecuali satu penyakit. Mereka bertanya : “Apa itu?”. Beliau menjawab : “Tua””. (Muttafaqun ‘alayhi : Bukhori [5688] dan Muslim [2215])
“Di dalam habbatus sawda terdapat obat penyembuhan bagi setiap penyakit, kecuali kematian”. (Syeikh Albani mengatakan “shahih”, lihat Shahihul Jami’ [2930])
Tidak ada istilah penyakit menular, menular hanya dengan ijin Allah saja.
Rasulullah SAW bersabda: “Tidak ada ‘Adwa1), Thiyaroh2), Hammah3) dan Shofar4)”. (HR. Bukhori [5757] dan Muslim [2220]) 1) penularan penyakit 2) nasib sial 3) kesialan karena jenis burung tertentu 4) nasib sial di bulan safar
Belajarnya cepat, mudah, murah bahkan gratis. Ini yang saya alami...
Obat dalam konsep thibbun nabawiy adalah alami, Ilahi, gabungan alami-Ilahi dan tidak mengandung efek samping.
Ramuannya pake lokal-pun bisa, di bumi Allah manapun.
Halal dan Thoyyib.
“Rasulullah SAW ditanya tentang khamar (beralkohol) yang dibuat untuk obat. Maka Rasulullah SAW menjawab : Khamar itu penyakit, bukan obat”.
“Rasulullah SAW melarang berobat dengan sesuatu yang jelek”.
Dengan ijin Allah sembuh, tanpa menyisakan penyakit.
Do’a Rasulullah SAW apabila mendatangi orang yang sakit, “Hilangkan penyakit, wahai rabb sekalian manusia. Sembuhkanlah, Engkau adalah Maha Penyembuh, tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhanMu, kesembuhan yang tidak menyisakan penyakit”. (Muttafaqun ‘alayhi : Bukhori [5742] dan Muslim [2191])
Pasien perempuan, yang merawat ya perempuan dan sebaliknya. Masalah-masalah kewanitaan seperti persalinan, dll dalam thibbun nabawiy ada metodenya juga. Tapi kami para tabib, benar-benar kekurangan tabib perempuan.
Tidak memerlukan rumah sakit untuk melakukan operasi, di rumah sakit-pun tidak apa-apa. Seperti pada rumah sakit Malaysia yang kami dengar telah mem-formalkan thibbun nabawiy, sehingga pasien bisa memilih antara medis barat dan thibbun nabawiy dengan konsekuensi medis barat lebih mahal, dll.
Dan lain-lain.
Rasulullah SAW bersabda:
“Umur-umur umatku berkisar antara 60 sampai 70 tahun, dan sedikit sekali yang melebihi itu” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majjah)
Lalu mengapa banyak umat Islam yang meninggal karena penyakit pada usia kurang dari 60 (enam puluh) tahun?yup... cara yang digunakan tidak sesuai dengan petunjuk pengobatan dari Nabi (Thibbun Nabawiy).
To Be Continue...
Abdurrahman bin Auf
Data dikutip dari: Al Qur’an, Al Hadits, buku Blood Cupping, buku Bekam-Sunnah Nabi-Mukjizat Medis, Al Qowam, koran, hasil diskusi, pengalaman pribadi, internet, kesaksian perawat rumah sakit (nama dirahasiakan), kesaksian tabib-tabib lain.
Note: Jika menurut anda baik, sebarkanlah. Jika ada yang kurang, kritiklah saya.