Tepatnya kemarin malem (15 Septmbr 2007), saya terawih di Masjid Baiturrahman dekat rumah. Ustadnya gembul, lucu tapi... mantap!
Dengan nada bersemangat, beliau bercerita pada jama’ah, banyak orang berpuasa tetapi hanya memperoleh lapar dan dahaga saja. Why?ya... benar, puasa tidak dengan ilmu.
Dengan dalil dari ayat and hadits, beliau mulai berkhutbah dengan antusias. Antusiasnya menyebar ke para jama’ah, hingga semuanya memperhatikan beliau.
Ceritanya saya ga’ mencatat ilmunya, jadi dalil dan beberapa yang lain mungkin lupa. Afwan ya.... berikut titipan dari ustad. Semoga bermanfaat.
Bismillah...
1. Puasa Ramadhan, niatnya tidak sama dengan puasa sunnah. Puasa Ramadhan niatnya tidak bisa untuk sebulan penuh, harus dilakukan tiap hari, tiap malam hingga menjelang sebelum subuh. Jika puasa sunnah, niatnya bisa siang hari/ndadak.
2. Niatpun, tidak harus dengan bahasa arab. Niat yang dicontohkan Rasul, tidak disebutkan dengan kata-kata. Karena definisi niat adalah gerakan hati, adapun pengucapannya bisa dengan bahasa masing-masing daerah.
3. Rasul merekomendasikan umatnya untuk sahur, untuk membedakan puasa umat Islam dengan puasa umat Yahudi dan Nashoro/Nashrani/Kristen.
4. Sahur sendiri, Rasul bersabda bahwa sahur memiliki nilai berkah. Beda dengan hari-hari biasa, berkahnya kita tidak tahu, pada bulir nasi pertamakah atau bulir nasi yang terakhir kita makan.
5. Jarak waktu Rasul sahur dengan Adzan juga disebutin sekitar 10-15 menit. Kali ini ustadnya cerita tentang Rasul sahur bersama sahabat Zait bin Tsabit. Ada tabi’in yang bertanya prihal waktu utama sahur rasul kepada Zait, “Berapa jarak antara sahur rasul dengan adzan?”. Zait menjawab, “sekitar bacaan 50 ayat al Qur’an”. Kalau saat ini, waktu imsak itulah yang digunakan oleh Rasul untuk sahur.
6. Rasul sahurnya lebih sering dengan kurma, roti kering dan air putih, sehingga waktunya-pun relatif sedikit yaitu bacaan 50 ayat. Bagaimana dengan kita?Mungkin bisa lebih dari bacaan 50 ayat, bukan?
7. Giliran bahas imsak, ustadnya agak emosi. Pasalnya di jaman Rasul, tidak ada imsak. Imsak ada sekitar 150 tahun yang lalu di Mesir, itupun mendapat tentangan dari ulama setempat. “Rasul sahurnya diwaktu imsak qoq, imsak malah dilarang sahur. Apa-apa-an itu”, kurang lebih begitulah yang dikatakannya dengan nada emosi.
8. Bahkan saat adzan, ternyata makanan masih banyak. Rasul menganjurkan untuk meneruskan sampai habis.
9. Jika makan tidak sengaja saat puasa, maka itu adalah makanan yang disediakan Allah kepada kita. Dan bisa kita lanjutkan puasa kita, tetap sah. Jika disengaja, tidak sah.
10. Muntah tidak sengaja tidak apa, tetapi bila disengaja maka puasa tidak sah.
11. Jika sedang junub, lupa tidak mandi jinabat dan bangun saat sudah subuh tidak apa. Karena Rasul pernah juga demikian dan puasanya sah. Jika disengaja melakukan hubungan suami isteri di siang hari, hukumannya puasa 2 (dua) bulan penuh di luar bulan Ramadhan atau memberi makan fakir miskin sebanyak 60 orang.
12. Jika sedang berwudhu, hendaknya tetap berkumur dan menaikkan air ke hidung. Puasanya tetap sah.
Wallahu a’lam...
Dan Allah Maha mengetahui kebenaran
Kurang dari saya, lebih dari Allah
Billah taufik, hidayah
Abdurrahman bin Auf
Note: Jika menurut anda baik, sebarkanlah. Jika ada yang kurang, kritiklah saya.
NB: Kalau ada yang mau menambahkan, monggo...