Bismillah, Alhamdulillah,
Assholatu wassalamu 'ala Rasulillah.... Amma ba'du
Sifat riya, ujub, sombong, takabbur, dll tidak hanya menjangkiti kita sebagai orang awam. Musa A.S yang seorang Nabi saja pernah mempunyai sifat-sifat tersebut. Beliau pernah merasa lebih tahu, dan lebih pintar dari sang guru (Nabiyullah Khidir AS).
Walaupun beliau seorang nabi, namun masih diwajibkan belajar dan belajar pada sang guru.
Sekedar mengingatkan kembali tentang atsar dari Ali bin Abi Thalib RA, bahwasanya syarat yang harus dimiliki penuntut ilmu ada 6, yaitu:
1. Kecerdasan,
2. Kemauan,
3. Sabar
4. Ada perbekalan (Jer Basuki Mawa Beya),
5. Diajarkan oleh guru
6. Dalam jangka waktu yang lama.
Lha wong yang nabi saja masih ngaji , apalagi kita yang masih awam. Ngaji ya tidak hanya sembarang ngaji, tidak hanya sekedar baca buku/kitab lalu ditafsirkan sendiri. Namun hal itu perlu pengajaran dari ustadz/kyai/ulama' agar yang kita pelajari tidak keluar jalur.
Dalam memilih seorang gurupun tidak bisa sembarangan, banyak kriteria-kriterianya seperti yang dituliskan di kitab Ta'lim Muta'alim.
Dengan adanya guru akhirnya kita bisa bersikap lebih tawadlu', karena kita akan merasa masih ada yang lebih pinter.
Setelah dapat ilmunya kemudian tidak hanya mandek sampai di situ. Masih ada kewajiban kita untuk mengamalkannya, biar manfaat......
So... bagi para da'i, jangan pernah berhenti ngaji dan memberi pengajian...
Wallahu A'lam Bisshowab