hidup dan kehidupan adalah takdir Allah, sudah ditetapkan.
Kita ini cuma wayang, kadang dijatuhkan kadang di tinggikan.
Sudahlah... diikuti aja, toh ada Islam dengan Qur'an dan Hadits yang membimbing kita.
Kalo dijatuhkan ya sabar, kalo ditinggikan ya syukur.
Bahkan Ibadahnya Rasul adalah karena Syukur dan ikhlas.
"Wahai yang maksum, engkau sudah dijamin syurga.
Mengapa masih beribadah, hingga engkau menangis, hingga badanmu memar?" Kata Aisyah (kalo ga' salah)
"Hal ini saya lakukan karena rasa syukur pada Allah......"
Kurang lebih begitulah Rasul menjawab.
Sedangkan kita manusia awam terkadang ingin mendapat pahala dan syurganya ketika beribadah, seperti ibadahnya pedagang.
Atau mungkin saya sebagai manusia awam terkadang takut akan adzabnya jika tidak beribadah, seperti ibadahnya budak.
Jadilah nafs yang muthmainnah, maka irji'i ila rabbiki rodliyatammardliyyah
so... fad' huli fi iibadi then fad' huli surga Allah. Enak toh,,,,,