Ali R.A. pernah berkata : "Semoga Allah memberkati siapa saja yang sadar dari mana ia berasal, di mana ia sekarang, dan kemana ia akan pergi".
Atsar yang dikemukakan tersebut dapat dijadikan pedoman bagi kita untuk bersikap mawas diri, tidak bertindak sekenanya, karena sesungguhnya ada dzat yang lebih berhak atas diri kita.
Kita berasal (diciptakan) oleh Allah dan pasti akan kembali kepadanya, maka pantaskah kita menyombongkan diri ketika berpijak di muka bumi?
Kalau kita masih menganngap Allah sebagai satu-satunya Rabb yang berhak disembah, maka hilangkanlah segala kecongkakan yang terbersit dalam hati kita. Jika tidak, maka kita akan dipersilakan olehNya untuk keluar dari kolong langit dan mencari Tuhan selain Dia.
Kadangkala kita masih mengiba-iba untuk diakui sebagai hamba Allah. Lihat saja banyak yang memberi sumbangan yang mengatas namakan sebagai hamba Allah.
Tapi pantaskah kita disebut sebagai hamba?
Ingatlah definisi hamba (budak-red) pada bangsa Arab, mereka bekerja tanpa bayaran, tanpa pamrih. Tapi apakah ibadah yang kita kerjakan selama ini benar-benar ikhlas untukNya?
Marilah kita kembali menyadari di manakah posisi kita, apa peran kita, agar kita tidak terjebak oleh fitnah dunia yang menyesatkan.
Allahu A'lam bis Showab....
[Ali Khairul Fata]